siapayang mungkin akan salah makan dan siapa pula yang akan mau makan jangan sampai yang dimakan tak makan jangan sampai yang makan dimakan cermatilah makanannya nafsu dan makanannya qalbu kenalilah makanannya badan dan makanannya setan (rencana merinci makanan, 2022) Puisi yang secara implisit berisi enam rincian judul puisi tentang rencana
Puisikedua dari enam rincian judul puisi tentang Rencana Merinci Makanan, khususnya tentang Ketahui Siapa yang Makan. Semoga bermanfaat.
Salahsatu contoh puisi bertema hutan yang bisa menjadi sumber inspirasi: hutan yang malang. Pengarang: Jehan Sri Handani Sangat berani dan tanpa hati nurani. dia tidak melihat. Banyak orang sakit. Dan mati. Udara rusak. Bumi menjadi tandus. Banjir melanda kota. Oh kamu kurang beruntung Contoh puisi pendek tentang kehidupan, alam, cinta
Puisitentang alam adalah puisi yang bercerita tentang berbagai fenomena di alam, seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, atau tentang alam yang rusak. Maka, apapun rasa dapat terlukis secara perlahan dari goresan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. 5 Contoh Sajak Sunda tentang Alam dan Lingkungan Sampai jumpa pada tema puisi tentang alam selanjutnya.
. – Hai apa kabar? Kini kita akan menyajikan beberapa kumpulan puisi puisi tentang kerusakan alam. Umumnya kerusakan alam disebabkan oleh manusia yang tak bertanggung jawab. Sudah banyak terjadi kerusakan alam yang hingga pada akhirnya menjadi bencana alam. Contohnya adalah penabangan hutan secara liar dan membabi buta, sehingga menyebabkan banjir di mana-mana. Daftar Isi Puisi Tentang Kerusakan Alam Alamku Telah Rusak Bumi Menjerit Keramahan Alam Hilang Tanpa Judul Kami Meminta Maaf Jeritan Nyawa Ketidakpedulian manusia pun mulai menyusut. Inilah bentuk kerusakan alam yang terjadi karena ulah manusia sendiri. Alamku Telah Rusak Dulu jernih sungaiku Kini kotor sudah Dulu tinggi pohon pohonku Kini habis sudah Dulu cantik karangku Kini buruk sudah Kini sudah rusak alamku Karena tangan manusia Karena nafkah Lupa akan alam Bagaimana dengan cucuku? Egois merenggut kita semua Maafkan kami Tuhan Damainya alam yang kau titipkan Kini rusak Bumi Menjerit Aku memahami dalam hening Ronta nusantara Birahi serakah tertahan Tanpa sejuk, tanpa tenang Raja tetaplah raja Budak tetaplah budak Tanpa dipinta, bumiku hancur Ribuan nyawa tertelan murkanya Ego mengalahkan, hilang jawaban Tanpa kata tanpa frasa Entah teratasi atau tidak Pekik manusia merentah tangis Bahana Derita saling sambut bersama derunya angin Bumiku rusak Tempat berlindung, tempat hidup Dengar, Mengikis harapan menjadi jeritan nyawa Tangisan alam Di atas puasnya manusia tak kuasa melawan getir Mulut, mata, telinga tak berfungsi Kita perusak, dan tanpa sadar Keramahan Alam Hilang Tandus Tandus alamku Hijau dan lestari hanya belaka Punah dan mati menggantikan Tak lagi ramah alamku Keindahan hanya fiksi Menjajah dan menjarah mulai populer Ketentraman Ketentraman sudah tiada Tangan-tangan serakah merusak Alam terajam Hilang, lenyap, punah sudah Tanpa iba Entah siapa? Kenapa? Perang dimulai Makian dan cacian adalah tradisi Kebencian merajalela Pembunuhan, pertumpahan darah, mulai membanjiri Celaan sungguh Bukan salah alam Bukan salah bumi Lalu siapa yang salah? Kemakmuran alam yang seharusnya dijaga Kebaikan sudah tak tertebar Habis sudah dibabat Kekejaman pun belingsatan Kejam sungguh Tak mampu melawan Tak mampu dendam Tak mampu berontak Mereka hanya diam Menunggu murka Tuhan Tangan-tangan serakah Perusak bumiku Tanpa Judul Serpihan dan pecahan kaca terbakar Terlempar ke rumput, bubuhan koran Tebangan pohon, beton tertuang Lingkungan menyertai Makanan bersama racun Minyak mentah terisi pada samudera Malapetaka dan mengerikan ada di laut Inilah makanan kita Asap kuning keluar dari gedung gedung besi Gas kaustik dan bahan bakar keluar dari baja Tempat yang sepi adalah kehancuran Inilah napas kita Harus ada seseorang yang bertindak dan memulai Meningkatkan kesadaran Dan mengindahkan masalah Karena hidup telah dipertaruhkan Kami Meminta Maaf Indah adalah masa lalu Udara segarmu adalah kenangan Hangatnya sinar matahari adalah dulu Kini berubah Tanpa peduli Sibuk dengan dunia Kami meminta maaf Karena kami hanya bagian dari alam Jeritan Nyawa Rasakan perih ini Lihat air mata ini Sahabat kami telah hancur Akan nafsumu Kini kemarahannya memuncak Bosan dengan semua Berontak dengan laku kita Entah siapa yang melakukan Hanya pahit yang terasa Kaumu, golonganmu, hartamu, di pikiranmu Tak pernah terbesit tentang kami Saudaramu yang sebangsa Banyak dana yang terkumpul untuk kami Tapi di mana? Banyak sekali Di mana? Apa pesawat menjatuhkannya? Kami pun kekurangan dan lemah di sini Atau di kantong mereka? Tanpa rasa iba di dalam hatinya Rasakanlah Hargailah kami Sebagai saudaramu Indonesia Daftar Isi Puisi Tentang Kerusakan Alam Alamku Telah RusakBumi MenjeritKeramahan Alam HilangTanpa JudulKami Meminta MaafJeritan Nyawa
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PUISI TEMA ALAMPuisi tema alam adalah puisi yang bersajak tentang berbagai hal yang berkaitan dengan fenomena alam seperti pegunungan, pedesaan, pantai, laut, luar angkasa, atau tentang alam yang rusak. Menulis puisi alam merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan ketakjuban terhadap keindahan alam dan segala isinya yang ditujukan sebagai wujud rasa syukur. Berikut ini adalah tiga karya puisi bertema alam ciptaan Berwarna Mataku terpaku Seketika terbit senyum tertahankuAda pelangi disana...Benakku mengagumiKeindahan nyata yang fana ini Bagai lintasan panjang tiada akhirAda pelangi disana...Menghapus gelapnya langit 1 2 3 4 Lihat Puisi Selengkapnya
Puisi palung semesta adalah rangkaian kata kata puisi kritik untuk alam yang rusak dan puisi kerusakan alam dirang dengan cerita puisi tentang alam dan manusia menjelaskan kerusakan alam akibat ulah tangan cerita lengka puisi kritikan terhadapa alam yang rusak dalam bait puisi palung semesta yang dipublikasikan berka puisi, apakah bercerita seperti puisi bumiku menangis atau puisi alamku telah rusak atau berkisah seperti cerita puisi tentang menjaga lebih jelasnya puisi kritik untuk alam yang rusak disimak saja puisi berjudul palung jiwa dibawah ini agar mengerti arti puisi dan SEMESTAOleh Panji BhuanaTanah-tanah tandusLadang dan huma tergerusSawah-sawah tak terurusPemilik berbeda statusPohon-pohon meranggasRanting-ranting berderak lepasBadai topan menghempasTersisa hanya bekasMulut-mulut mengangaKelaparan membuka belangaJejak tiada tenagaSelaksa luka terbeli hargaPikiran-pikiran meresahBumipun turun gelisahLangit memendam marahLautan geram membasahGap-gap mengangakan palung dalamLarut kedamaian suramBenak menyimpan sekamSebentar lagi lengkap sudah hari menjelang malamDidalam kegelapanTak bisa lagi membedakanMana lawan mana kawanAdu domba merusak persatuanSenoktah misbahPancarkanlah dalam selaksa arahSadarilah sebelum bumi merekahTunduk sujud kepada AllaahBekasi, 10 Juni 2020
Kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusak. Bagaimana cerita puisi lingkungan dalam bait puisi alam yang diterbitkan blog berkas puisi. diantaranyaPuisi jasad rimbaPuisi pada yang raibPuisi hutanku dahuluApakah berkisah seperti puisi rusaknya lingkungan atau puisi lingkunganku ataukah puisi tentang lingkungan yang hijau dan lebih jelasnya puisi tentang lingkungan hidup disimak saja puisi bertema lingkungan dibawah ini dalam deretan bait kumpulan puisi tentang lingkungan hidup yang rusakPUISI JASAD RIMBAKarya NadyaIbu yang bumi meratap pasrahLuka sekujur tubuh memerah tanahTatap ayah menghimpun tetes laraMenghiba, menatap rumah rimbaJasad rimba tertidur di ranjang baraTubuhnya tinggal belulang arang jelagaAsap menari iring kemana lidah paling apiMencabik batang-batang semiAngin yang gemuruh membawa sesakBocah riang tersendakBayi-bayi membiru ditetek jarum-jarum suntikNapas hanya menunggu keajaiban vulkanikMereka dalam sakit pecahnya tangan keserakahanMendaur ulang menghalalkan kematianTerkulai nafsu ambisiDari ulah diktator sebagaian kaum berdasiPADA YANG RAIBKarya Anik SusantiDi pemujaan sepi, deru mengiang gemuruhSemakin sunyi pilar-pilar hijau runtuhHanya suara angin bekas dirubuhnya pusakaRaib suara satwa-satwaAir tak punya hentiannyaRiang euforia kicau hilangMenghantui alamku adalah bencanaDebat kosong pusara para rindangMenjadi mendiang hutanBumi sudah bergelar senjaTitah Sang Kuasa merapikan ketentuanPinta udara masih ingin bersuaMeski sesak menyimpan harapanMenculik mimpi, tentang mangrove di tepi lautanSemoga di sini disentuh reboisasi pulaPada muda, lambai bermuaraHulu; paru-paru kota jangan sampai tiadaHUTANKU DAHULUKarya Lukman SambongiAsri, sejuk dipandang mataKeelokannya sungguh luar biasaMembuat banyak orang jatuh cintaMengguras hasil bumi di dalamnyaTerpikat hati ingin mengjarah segala yang adaTanpa peduli dampak, erosi melanda mengubahMaka malapetaka tiada bisa ditundaKarena segelintir ulah para perambahDahulu, sangat indah, masih terbayangDi ujung kelopak mataku yang sayub iniNamun, kesedihanku pun memuncak kiniMenyaksikan pohon pinus kesayanganTelah jadi abu dan bercampur lumpurSekarang terus membabat hingga menguburTiada pengganti tunas-tunas yang suburMusnahlah hingga masapun akan terkubur.
puisi tentang alam yang rusak